Disetiap iklan laptop pada umumnya selalu dicantumkan lamanya kekuatan baterai. Misalnya, baterai tahan sampai 5 jam penggunaan. Tapi begitu laptop tersebut digunakan, baru 3 jam Anda sudah harus men-charge-nya lagi. Jadi apakah produsen laptop itu bohong, atau ada yang salah? Pada kali ini, teknisi komputer akan mencoba menjelaskannya...
Kekuatan baterai diuji dengan aplikasi bernama MobileMark. Saat menjalankan pengujian, secara praktis laptop tidak menjalankan apa-apa, misalnya tidak terkoneksi ke Wi-Fi, tidak sedang memutar CD, tidak ada perangkat tambahan dan lain-lain. Hasil pengujian inilah yang dijadikan referensi untuk menentukan lamanya kekuatan baterai. Sementara saat laptop kita gunakan sendiri, kondisinya tentu tidak sama seperti saat pengujian. Yang mengakibatkan daya tahan baterai tidak sama seperti yang diiklankan.
Hal ini bisa dianalogikan dengan konsumsi bahan bakar pada kendaraan bermotor. Bila ada yang mengklaim sebuah kendaraan membutuhkan 1 liter BBM untuk 50 Km. Itu karena kendaraan tersebut dijalankan secara terus menerus dalam kecepatan konstan, tanpa ada proses berhenti dan jalan lagi.
Bila hal ini dipraktikkan pada kegiatan berkendaraan sehari-hari, tentu rasio 1:50 itu tidak akan terbukti. Sebab di jalan tentu kita terkena macet, jalan sedikit terus berhenti lagi. Hal seperti itu bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Cara kita menggunakan laptop tentu berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang doyan main game, ada yang cuma untuk mengetik saja, dan sebagainya.
Semakin lama Anda memiliki sebuah laptop, keefektivan baterainya akan terus menurun. Ditambah dengan proses charging berulang-ulang, ketahanan baterainya pasti berkurang. Itulah kenapa banyak orang yang menjual baterai untuk notebook-notebook keluaran lama. Karena baterai, misalnyaLi-ion, memiliki umur rata-rata 2 sampai 3 tahun.
1 komentar:
thanks, buat tambah ilmu
www.pc-laptopanda.blogspot.com
Post a Comment